SIKAP DALAM MENCARI ILMU


 صرط اللذين أنعمت عليهم غير المعغضوب عليهم و لا الضالين

Menurut jumhur mufassirin yang dimaksud dengan jalan orang orang yang telah engkau berikan nikmat adalah jalan para nabi, siddiqin, para syuhada' dan para sholihin, berdasarkan surat an Nisa' ayat 69, kedua yang dimaksud jalan orang yang dimurkai adalah para yahudi sedangkan yang dimaksud jalan yang sesat adalah jalan orang orang nasroni [1]

Imam syeikh muhammad bin Abdul wahab, rahimullah berkata mengenai firman Allah Ta'ala, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan jalan mereka yang sesat maksudnya mereka yang dimurkai adalah orang orang yang berilmu tapi tidak mengamalkan ilmunya. Sedangkan yang dimaksud mereka yang sesat  yaitu orang orang yang beramal tanpa didasari dengan  ilmu. Kelompok pertama adalah sifat orang yahudi sedangkan kelompok kedua adalah sifat kaum nasroni. Kebanyakan orang ketika melihat tafsir berpendapat bahwa kaum yahudi adalah orang orang yang dimurkai oleh Allah dan orang nashroni adalah orang orang yang sesat, maka orang orang bodoh menduga bahwa ayat itu khusus ditujukan kepada mereka dan merasa yakin bahwa Tuannya mewajibkannya untuk berdoa dengan do'a tersebut dan memohon perlindungan. Subhanallah! Bagaimana Allah SWT mengajarinya memilihkan untuknya, serta mewajibkannya  supaya selalu berdoa dengan doa tersebut kepada tuhannya, sementara ia sendiri tidak merasa takut kepadanya dan tidak menyadari bahwa prasangkanya termasuk prasangka buruk kepada Allah?
Melalui pernyataan itu, syeikh ingin menjelaskan kepada kita bahwa hikmah diwajibkannya membaca surah al Fatihah yang agung dalam setiap rakaat sholat, baik dalam sholat wajib maupun sholat sunah adalah adanya rahasia agung yang garis besarnya tercakup dalam doa yang agung itu. Semoga kita ditunjukan jalan yang ditempuh oleh orang orang yang mempunyai ilmu yang bermanfaat dan beramal sholih     (yaitu jalan menuju keselamatan didunia dan akherat) dan dijauhkan dari jalan yang ditempuh oleh orang orang yang rusak dan binasa (yaitu yang mereka tidak beramal sholih dan tidak mempunyai ilmu yang bermanfaat).
Ilmu yang bermanfaat itu bersumber dari al Qur’an serta as-Sunah yang diperoleh melalui pendalaman dan perenungan yang dibarengi dengan bantuan para ustadz yang kompeten, kitab tafsir, kitab hadis, kitab fikih, kitab nahwu,  dan bahasa arab,  karena al Qur’an al karim diturunkan dengan bahasa itu. Kitab kitab tersebut merupakan sarana dalam memahami al Qu’an dan as Sunah.
Wahai saudara muslim, agar amalmu benar, maka sudah semestinya kamu mempelajari ilmu yang menjadi penyangga rutinitas agamamu seperti ilmu tentang sholat, zakat, ilmu tentang hukum  halal dan haram  dan lain sebagainya. Akan tetapi untuk merealisasikan semua itu, kamu harus mempelajari ilmunya dengan izin Allah SWT niscaya akan dimudahkan dalam mepelajarinya selama tujuan dan niatmu baik dan benar.
Wahai saudaraku sesama muslim, janganlah kamu lupa bahwa  bahwa ilmu akan tumbuh dan berkembang seiring dengan amal. Jika kamu mengamalkan  sesuatu yang  ilmunya telah kamu ketahui niscaya Allah akan menambah ilmumu seperti yang telah tertera dalam sebuah kata mutiara : barang siapa yang mengerjakan amalan yang ilmunya telah diketahui, maka Allah akan memberinya sesuatu yang belum diketahui ilmunya. Hal itu diperkuat dengan firman Allah, dan bertakwalah kepada Allah, Allah mengajarmu,  dan Allah maha mengetahui segala sesuatu ( al- baqarah : 282)
Ilmu adalah  sesuatu yang dibutuhkan  sepanjang masa dan orang orang yang berakal pasti berusaha keras mencarinya karena dengan ilmu hati akan hidup dan amal sholih akan berkembang. Allah yang keagungan-Nya  mendapat sanjungan dan nama nama-Nya pantas disucikan telah memuji orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya  serta mengangkat derajat mereka
“ niscaya Allah akan meninggikan orang orang yang beriman diantaramu dan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan ( Qs Mujadilah : 11) , dalam ayat ini Allah menjelaskan keutamaan orang orang yang berilmu disertai dengan keimanan, Allah juga mengabarkan kepada kita bahwa dia mengetahui dan mengawasi semua perbuatan kita. Hal itu menunjukan betapa pentingnya memadukan ilmu dan aml sholih, yang semua itu bersumber  dari keimanan  dan kedekatan diri kepada Allah .

kunci keberhasilan mendapatkan nikmat Allah:
Allah memerintahkan kepada hambaNya untuk beribadah. Sementara itu, ibadah tidak akan terealisasi kecuali dengan badan yang sehat. Dan badan yang sehat diperoleh dari makanan yang cukup. Maka Allah menjadikan makanan sebagai pelengkap ibadah[2].
Abu Hamid Al Ghazali berkata[3] : “Semua hamba Allah dituntut bertemu dengan Rabbnya dengan membawa pahala. Dan tidak mungkin semua itu tercapai, kecuali dengan ilmu dan amal. Adapun dua pokok dasar, yaitu ilmu dan amal, tidak mungkin terwujud kecuali dengan badan yaang sehat. Dan makanan menjadi factor utama untuk menjadikan badan sehat, maka Allah berfirman yang bermaksud:
“Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik baik, dan kerjakanlah amal yang salih. Sesungguhnya, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Al-Mukminun: 51)






0 komentar: