KRITIK EPISTEMOLOGY EKONOMI KAPITALIS


Oleh : Samsul basri, S.Si
A.           Pendahuluan
Masalah perekonomian itu ada sejak adanya manusia itu sendiri. Berbagai penjelasan mengenai alam semesta dan hakekat serta makna dari kehidupan manusia. Dan penjelasan itu telah menimbulkan berbagai ragam pandangan hidup sistem ekonomi yang masing-masing secara implisit ataupun eksplisit mendasarkan pandangan dunia sendiri-sendiri dan menyediakan strategi yang berbeda bagi penjelasan problem ekonomi. Kehadiran kegiatan ekonomi di tengah-tengah manusia disebabkan karena adanya kebutuhan dan keinginan, namun cara memenuhi dan mendistribusikan kebutuhan itu didasari oleh filosofi yang berbeda, sehingga menimbulkan berbagai system dan praktek  ekonomi yang berbeda. Sehingga bagi Prof. Dr. H. Veithzal Rivai (2009) Perbedaan ini tidak lepas dari pengaruh filsafat, agama dan ideologi serta kepentingan politik yang mendasari suatu negara menganut system tersebut.[1]
Menurut Prof. Dr. H. Ismail Nawawi (2009) : Pemikiran mengenai ekonomi (economic thought) muncul semenjak kehadiran manusia di muka bumi yang perkembangan dan pemikiran merupakan fenomena reaksioner terhadap dinamika kondisi emperik kehidupan manusia dalam segala aspeknya; baik aspek ideologi, politik, ataupun sosial dan budaya.[2]
Lebih lanjut kata beliau, pada abad moderen ini ditandai dengan berbagai paham atau pemikiran masalah ekonomi dan munculnya tempat pembelajaran, pengembangan pemikiran ekonomi yang pada akhirnya mampu menciptakan sistem perekonomian yang telah berkembang di dunia saat ini. Salah satu sistem ekonomi yang dominan abad ini adalah sistem ekonomi kapitalis yang lahir dari paham kapitalisme.
Yang  dalam aplikasinya ekonomi kapitalisme kaitannya dengan kesejahteraan (welfare) begitu sempit dan gersang, sehingga menyebabkan aspek rohani umat manusia terabaikan. Pola dan proses pembangunan ekonominya diarahakan semata-mata untuk meningkatkan pendapatan perkapita dan konsumsi fisik yang sarat dengan aroma hedonisme dan memompa produksi ke pasar tanpa mempertimbangkan dampak negatif bagi aspek kehidupan lain.[3]  Dosen fakultas ekonomi Universitas Pekalongan Ibu Siti Nurhayati mengutip penjelasan Muhammad (2004) menambahkan : Arti penting ekonomi neo-klasik atau kapitalis memiliki dasar yang sempit dan mempunyai asumsi yang tidak realistis tentang manusia. Banyak ajaran yang masuk dalam nilai-nilai budaya masyarakat yang terjajah sehingga menghancurkan system budaya tradisional dengan alasan bahwa system kapitalis lebih efisien dan produktif.[4]
Melihat kenyataan tersebut, telah mendorong pemikir-pemikir ekonomi islam untuk kembali mengabadikan nilai-nilai teori ekonomi secara islami agar manusia (terutama masyarakat muslim) kembali bisa berperilaku ekonomi dengan mendasarkan diri pada syariah islam sebagaimana yang dulu diajarkan oleh Rasulullah Shallaallaahu ‘alaihi wasallam. Dan karena itulah makalah ini mengetengahkan kritik epistemology terhadap ekonomi kapitalis atau konvensional.
Selanjutnya... Silahkan  Download

[1] H Veithzal Rivai, dkk,  Ekonomi Syari’ah Konsep, Praktek & penguatan kelembagaannya, Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2009, hlm 17.
[2] Ismail Nawawi, Ekonomi Islam Perspektif Teori, sistem dan Aspek Hukum, Surabaya : Its Press, 2009, hlm 23.
[3] Ismail Nawawi, Ekonomi Islam Perspektif Teori, sistem dan Aspek Hukum, Surabaya : Its Press, 2009, hlm 3.
[4] H Veithzal Rivai, dkk,  Ekonomi Syari’ah Konsep, Praktek & penguatan kelembagaannya, Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2009, hlm 4.

0 komentar: