Mutarjim : Samsul Basri
Membaca Al-Qur’an Al-Adzhim merupakan salah satu bentuk ketaatan yang sangat besar dalam mendekatkan diri kepada Allah. Selayaknyalah bagi setiap Muslim yang ingin membaca Al-Qur’an mepersiapkan diri untuk itu. Memperhatikan lalu mengamalkan adab yang dianjurkan dalam membacanya, demi mendapatkan keutamaan berupa pahala/balasan yang telah disabdakan oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam : “Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah Ta’aala (Al-Qur’an) akan
diganjar baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan itu dilipat gandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan ‘alif laam miim’ itu satu huruf. Melainkan ‘alif’ satu huruf, ‘laam’ satu huruf, dan ‘miim’ juga satu huruf.” Hadits ini diriwayatkan oleh at-Tarmidzi dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu. Imam An-Nawawi dalam kitab At-Tibyan berkata: “Ketahuilah Madzhab yang benar itu (berpendapat) bahwa membaca Al-Qur’an lebih utama dari tasbih, tahlil dan yang selain keduanya.
Adapun beberapa adab-adab yang sangat penting dilakoni oleh pembaca Al-Qur’an (Qaariul Qur’an) adalah dengan meniatkan bacaan Qur’an itu semata-mata mengharap wajah Allah Azza Wa Jalla, dan dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya. Karena yang namanya amalan, apapun bentuknya, bila tersisipi riya’ atau sum’ah (keinginan untuk dipuji), atau munaafasah (keinginan bertanding) ... maka amalan itu menjadi tidak berarti (sia-sia) bahkan justru menjadi musibah atau keburukan bagi pelakunya.
Adab berikutnya adalah bersuci secara dzahir maupun bathin. Secara dzhahir maksudnya, suci dari kotoran dan najis. Dan secara bathin, suci dari dosa dan maksiat.
Juga merupakan adab dalam membaca Al-Qur’an adalah membacanya penuh tadabbur, merenungi makna-maknanya, hingga hati terasa khusyu’ dan anggota tubuh tawadhu penuh ketenangan. Karena itulah tidak boleh baginya bermain-main dengan sesuatu yang bisa memalingkannnya dari kekhusyuan. Atau menyibukkan pendengaran atau penglihatannya pada sesuatu yang tidak sejalan dengan bacaan Qur’annya.
Adab yang juga butuh diperhatikan adalah pakaian yang rapi dan bersih, kondisi tubuh dalam keadaan fit, segar dan bugar, serta menghadap kiblat bila hal itu memungkinkan.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bersiwak sebelum membaca al-Qur’an. Sejatinya sang Qari’ membersihkan mulutnya lebih dulu dengan berkumur-kumur setiap kali memasukkan air ke mulut. Dia juga harus meninggalkan rokok dan segala bau-bau yang kurang sedap.
Dan terakhir adalah wajib bagi setiap yang sedang membaca Al-Qur’an untuk tidak memutuskan bacaannya secara tiba-tiba karena sesuatu dari urusan-urusan dunia, kecuali karena kondisi yang sangat darurat.
0 komentar: