MENGAPA ANDA MENGHINAKAN AL_QURAN

Diantara hal yang mendorong kami untuk mengkaji topik ini, mendiskusikan dan menuangkannya dalam tulisan adalah karena fenomena sekelompok mahasiswa muslim yang dalam kegiatannya semisal “Training islam” di kampus-kampus, telah berani menghinakan Alqur’an. Kesaksian salah seorang peserta yang pernah mengikuti training semacam ini membenarkan kalau memang ada pemateri pada salahsatu acara, membanting Al-Qur’an di atas meja, melemparnya, bahkan ada yang mengancam akan menyobek atau menginjaknya. (Na’udzu billah min dzalik).

Pada kesempatan lain tentu dengan izin Allah, kami bertemu dengan salah seorang panitia training semacam itu, lalu tabayyun (klarisifikasi) apakah benar adanya perlakuan seperti itu (penhinaan) terhadapAl-Qur’an?. Dia (red:panitia) membenarkan adanya perlakuan seperti itu, tapi menyalahkan kalau hal itu disebut penghinaan terhadap Al-Qur’an. Dia berdalih atau beralasan dengan 3 pendapat yang tertulis dibawah ini. Intinya sebagai pembenaran atas perlakuan pemateri yang menurutnya bukan penghinaan terhadap Al-Qur’an,

1. Ada ayat yang menjelaskan bahwa keimanan manusia belum benar sampai didatangkan ujian padanya. Apa yang kami lakukan adalah untuk menguji keimanan peserta. Kalau mereka tersinggung dan marah, memang itu yang kami harapkan sebagai indikasi keimanan masih berdikari dalam jiwanya. Bila tidak!, maka disinilah peran kami untuk membuat mereka tersinggung dan marah.

2. Secara lahiriah mungkin terkesan menghinakan Al-Qur’an. Tetapi secara bathin, kami masih beriman dengannya, membacanya, mengkajinya dan memuliakannya. Dan apa yang terlihat oleh peserta bukanlah suatu penghinaan yang sesungguhnya terhadap Al-Qur’an. Itu hanyalah tuntutan peran. Dengan kata lain sandiwara untuk mencapai tujuan yang pertama.

3. Al-Qur’an yang sesungguhnya bukanlah apa yang terangkum dan tertulis dalam kitab. Maksudbya, Al-Qur’an yang tertulis itu sama dengan buku-buku yang lain, mahluk selain Allah. kalau demikian tidak perlu terlalu disakralkan.

Itulah alasannya, mungkin saja alasan lain yang belum dikemukakannya masih banyak. Namun tiga alasan ini saja sudah sangat-sangat berbahaya bila dibiarkan. Betapa tidak, Aqidah adalah taruhannya sehingga penting untuk segera diluruskan. Pelaku-pelaku training semacam itu jangankan merasa berdosa merasa bersalah saja mungkin tidak kali ye..!.



lantas bagaimana anda mengahadapi pemikiran semacam ini.... silahkan download tulisan ini klik Bismillah

0 komentar: