UKHUWAH (Waktu dan Hidup untuk Dakwah)

By : Mujahidah FMA STAIN Palopo


download tulisan
, "Bismillah"



Waktu adalah dimensi dari kehidupan yang bersifat independen, tidak memihak siapapun dan tidak melebihkan seorang pun. Ia menyisakan ruang bagi serangkaian aktivitas perjalanan hidup para mahluk tak terkecuali manusia. Waktu bagi hidup manusia akan berkurang hingga menuju titik akhir (nol), itulah yang disebut kematian. Sedangkan hidup bagi waktu akan mengalami perubahan yang dari hari ke hari sifatnya bisa linear ke atas, linear ke bawah atau bisa juga fluktuasi itulah yang disebut kehidupan. Hanya saja hidup dan kehidupan manusia dibatasi oleh jatah waktu yang tersedia dan seberapa banyak jatah waktu yang ada pada manusia hanya diketahui oleh Sang pemilik waktu itu sendiri. Tak heran bila para Ulama bergumam bahwa hidup manusia adalah kumpulan waktu, setiap detik ia berlalu dan selamanya tak pernah kembali menyisakan waktu lain yang kian berkurang. Dan karena itulah secara matematis hidup adalah fungsi terhadap waktu. Mujahid sejati teramat menyadari bahwa sedetik saja waktu yang terlewati adalah penentu nasib kehidupan di akhirat. Waktu yang singkat di dunia bila tidak bernafaskan dakwah hanya menuai penyesalan di hari akhir yang pasti terjadi dan karena itu, bagi mereka apa pun profesi, tindak tanduk aktifitas, selamanya waktu dan hidup haruslah untuk dakwah.
Jum’at 26 Juni 09
Alhamdulillah Pagi yang cerah ceria, kami (mahasiswa) yang tergabung dalam LDK STAIN Palopo menggelar kegiatan baksos di masjid kampus, Markas bagi mujahid dan mujahidah menghimpun kekuatan untuk terus eksis berdakwah di bumi Allah ini, di kampus yang kenyataannya paling bersih di kota palopo ini, tempat kami mendulang ilmu selama kurang lebih empat tahun insyaallah. Disela-sela kesibukan kami, Canda, tawa dan sedikit kelakar ala aktivis dakwah sedikit banyak menjadi bumbu penyedap para mujahidah yang tengah asyik berdiskusi atau lebih tepatnya disebut ngerumpi, eits tapi ini bukan ngerumpi sembarang lho!. Semalam di hampir semua chanel TV ditayangkan debat capres putaran ke-II. Sebagai mujahid dakwah kampus tentu masalah krusial siapa bakal pemimpin yang layak mengarungi sabang sampai merauke dengan bahtera kekuasaan pemerintah bergelar presiden dan dengan sejumlah nahkodanya yang dipandangnya telaten dan terbaik berstatus menteri adalah liputan penting yang tidak boleh terlewatkan oleh mereka, termasuk mujahidah tentunya. Sebagai pengusung panji/dakwah islam di bumi kampus, mujahid(ah) nggak pantas berlabel PKI (Pejuang kurang informasi), apatahlagi informasi mengenai nasib indonesia 5 tahun ke depannya. Nah, setelah cek dan ricek atas tayangan TV semalam itu, sepertinya ngerumpi mujahidah di sela-sela kesibukannya itu dengan liputan kabar-kabari sepakat kalau SBY yang bakal jadi presiden dengan slogannya Lanjutkan!, maksudnya singkatan dari Setelah Bambang, Yusuf Lanjutkan! He..he..he.. artinya Lebih Cepat Lebih Baik dong!. Sedang semangat-semangatnya diskusi, entah hembusan angin apa, darimana, tiba-tiba seorang mujahidah nyelutup, “Ujian final bakal diundur setelah Pilpres 09!”. Dia ngingatin kalau ujian final kali ini akan diundur pasca Pilpres 09, topik debat Pilpres yang sedang seru-serunya tadi dibicarain, eh, jadi lari ke topik lain, masalah ujian.
“Kok ditunda? Kelamaan kalee…. Bukankah lebih cepat itu lebih baik,” . Komentar mujahidah yang lain yang tidak kalah nyelutupnya. Spontan saja yang lain termasuk aku bersorak “Huuu…. Mentang-mentang milih JK!!!”. Yang disoraki malah senyam-senyum sendiri. yang sedikit moderat menambahkan “... tapi gak selamanya ukh cepat itu baik, kalo orang jawa bilang cepat itu biasanya identik dengan grasak grusuk, gak keruan, sembrono, and mungkin bahasa paloponya kajili-jili. Nah, yang paling penting adalah ketepatan dalam bertindak, makanya Lanjutkan!!!!!”. ciee…. Moderat! Biarin aja asal tidak demokrat takut rakyat bakal melarat.
Terlintas begitu saja dipikiranku hal yang lain, rencana walimah saudara sepupu yang akan digelar esok pagi di Makassar. Selama ini aku berpikir mungkin tak bisa hadir dalam acara sakral tersebut karena waktunya yang tidak tepat yang rencananya bersamaan dengan ujian final. Kalo ujian diundur berarti ada peluang dong untuk bersua dengan keluarga di Makassar, begitu kata hatiku. Soo…. satu masalah teratasi. Masalah mahram...???. Segera kukirim pesan lewat SMS kepada sepupu yang akan walimah itu lalu menanyakan padanya apakah paman sudah berada di sana atau belum. Alhamdulillah nyatanya paman sekeluarga belum berada di sana dan infonya nanti malam ini berangkat, tentu saja hatiku girang, aku bisa berangkat dengan mereka... biar lebih aman dari fitnah. Alhamdulillah masalah kedua beres, Safar bersama mahrom. Satu hal lagi yang perlu kulakukan agar perjalanan malam nanti mulus, minta izin sama bapak untuk bisa berangkat entar malam, sekalian ngingetin beliau ... jangan lupa bantuin ongkosnya ya pak…. hehe….
Selesai mengarungi aktivitas jumat di kampus yang sungguh menguras energi, menyisahkan lelah dan letih yang kurasakan, namun batinku dengan semangat bergumam lelah dan letih adalah kewajaran menjangkiti jiwa-jiwa mujahidah yang tetap berjuang, tapi semangat mereka untuk kebaikan tidak akan tergerogoti karena alasan itu, aku tersenyum gembira. Pagi itu karena proses perkuliahan udah mulai berkurang maka kami mempercepat jadwal Tarbiyah. Pukul 10.00 aku sebagai naqibahnya meninfokan kepada rekan2 akhwat yang lain agar bergegas menuju ruang C1 untuk segera memulai tarbiyah. Biar setelahnya kita bisa mengikuti dan mengurusi agenda berikutnya yaitu KAMAT. Kami memang biasanya Tarbiyah setelah KAMAT dan bada dhuhur tapi kali ini semua harus dipercepat, biar lebih leluasa mengurus agenda yang lainnya lagi. Rencananya ini adalah pertemuan terakhir Tarbiyah karena menjelang final kemudian setelahnya pada Pulkam. Tradisi yang sudah mengakar pada mahasiswa. He..he... Setelah semuanya ship! Segera kuhubungi rekan akhwat untuk menggantikan diriku sementara waktu tinggal dirumah k’andis (Ketua DPC WI), amanah menjaga rumah beliau tentu tidak boleh ditinggalkan begitu saja.
Nikmatnya makanan ketika perut benar-benar keroncongan, nikmatnya minum ketika benar-benar terasa kering kerongkongan. Artinya nikmatnya kesuksesan ketika banyak tantangan dan rintangan menyisakan lelah dan letih dalam memperjuangkannya. Begitulah kesan yang ingin kudeskripsikan atas satu hari yang kulalui ini bersama para mujahidah STAIN Palopo, satu hari yang begitu panjang dan melelahkan rasanya, seabrek aktivitas harus kami lakoni dari pagi berupa baksos, terus lanjut kamat (kajian jumat), dan aku yang diamanahi untuk menghandlenya serta aktivitas lainya semisal bla..bla... intinya Asal bisa ketemu dengan saudari sepupu, terlebih di moment terindah dan terpenting dalam sejarah hidupnya meski pun bukan pertama kali baginya, dan berada disisinya saat momen sakral itu berlangsung adalah obat yang mampu menyunggingkan senyum tulus gembira penuh kemenangan hingga meresap di jiwa lalu kurasakan hangatnya cinta dan syukur berpadu merekahkan bunga di hatiku dan aku yakin saudara sepupuku itu akan merasakan hal yang sama nantinya. Betapa tidak, statusnya sebagai hamba yang ditakdirkan Allah sebagai yatim piatu tentulah teramat sangat merindukan saudara-saudari yang masih dekat pertalian darah denganya bisa berada disisinya saat itu. Ya Allah, Sudah lama aku tak jumpa dengan mereka, dengan kerabat di makassar, ah.. betapa rindunya aku dengan mereka. Untungnya ada mahram yang mau menemani perjalananku. Kesempatan khan?!, Kapan lagi bisa bepergian seperti ini, dapat pahala lagi. Segera kutelpon ayah minta ridhonya. Dan dia mengizinkan. Alhamdulillah, setelah segala sesuatunya telah siap, ibu kost dan akhwat juga sudah pada ridho. Akhirnya sekarang, di malam yang bertabur bintang berhias cahaya bulan ini (malam sabtu) selepas isya tentunya, Bus yang sudah dipesan telah mengantar jasadku dan paman sekeluarga ke kota makassar, kota yang kutahu menjadi saksi atas lahirnya para mujahid dan mujahidah yang banyak di beberapa kampus negeri ataupun swasta terkemuka yang terbangun kokoh di wilayahnya, bila dibandingkan dengan kampus-kampus di kota lain. Mereka adalah para mahasiswa/mahasiswi yang peduli dengan dakwah islam dan perihatin dengan keawwaman masyarakat di kampusnya. Hanya saja jumlah mereka yang banyak itu, masih teramat sangat sedikit bila perbandingannya adalah jumlah mahasiswa/mahasiswi para pecandu dan pemuja syahwat di kampusnya masing-masing.
Sabtu, 27 Juni 09
Pukul 04.00 dini hari, Alhamdulillah tibalah kami di kediaman yang dituju, rumah saudara sepupu. Aura kerinduan dan semangat kekeluargaan demikian terasa saat bertemu. Mereka (keluarga) menjemput kami di depan kompleks asrama haji Sudiang. Adzan subuh mendayu-dayu, bersahutan dan menggema di menara masjid, mengetuk pintu hati manusia yang di dalamnya tersimpan cahaya keimanan kepada Allah untuk segera memenuhi panggilan itu, panggilan menunaikan Ibadah sholat subuh yang kata Nabi, Laa atskala Sholaatin ‘alall munafiqiina, sholatul isyaai wal fajrr, tidak ada shalat yang paling berat dikerjakan oleh orang-orang munafik kecuali shalat isya dan subuh. Seraya membesarkan Allah dengan melafazhkan kalimat “Allahu Akbar” kucoba hadirkan hati melupakan sejenak segala pernak-pernik dunia dan penatnya jalan menapakinya demi untuk merasakan nikmatnya apa yang disebut shalat khusu wal khudu’. Seusai menjalankan kewajiban sholat subuh, berbincang-bincang di ruang keluarga adalah agenda penting yang sepertinya akan memonopoli serangkaian aktivitas bersama keluarga, pagi itu topic perbincangan yang memang hangat untuk dibicarakan mengenai hal-hal apa yang harus dibenahi dan dipersiapan demi kelancaran akad nikah pukul 09.00 pagi sebentar.
Alhamdulillah acara akad nikah antara wali pihak wanita dengan mempelai lelaki berlangsung singkat hanya berkisar kurang 10 menit saja, tapi sungguh Maha besar Allah yang telah mengaruniakan hikmah dibalik waktu yang teramat singkat itu kehalalan atas apa yang sebelumnya di haramkan-Nya. Sub’haanallahi. Acara terlihat sederhana namun tetap terbingkai kebahagiaan bagi para tamu undangan terkhusus bagi kedua mempelai tentunya, meskipun dalam konteks sepenuhnya belum menerapkan syariat walimah, tapi tidak adanya musik yang mengiringi acara ini adalah rubrik tersendiri yang harus disyukuri dan dipertahankan.
Salah satu dari tiga kenikmatan yang masih tersisa di dunia adalah berkumpul atau bersama dengan para akhawat atau mujahidah-mujahidah yang garis takdir perjuangannya dipilihkan Allah di salahsatu kampus di bumi Makassar. Aku mulai menghubungi mereka (rekan2 akhwat di Makassar) dan salah satu rekanku yang merupakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi (FKG Unhas) memberitahu kalau besok hari ahad ada musyawarah di kampus merah, markas bagi mujahidah UKM LDK MPM Unhas. Bagiku hadir setelah agenda musyawarah bisa memberikan ku peluang untuk berkenalan dengan mujahidah2 di kampus itu. Rencananya musyawarah akan digelar ahad pagi, dan kemungkinan selesai setelah dhuhur. Jadi aku bisa ke sana jika mereka telah selesai musyawarah bersama. Tapi… kenyataan besoknya, rekanku ini memberikan info bahwa musyawarah dimasjid kampusnya diundur ba’da dhuhur. Berarti kemungkinan ba’da ashar mereka lanjut lagi. “ Kalo begitu, hari ini kita gak usah ketemuan dulu, kan masih ada hari esok. Lagian selepas acara keluarga kemarin masih menyimpan seabrek pekerjaan rumah yang harus di selesaikan di hari ini, hari ahad, hari yang menuntut keterlibatanku menjadi bagian personel yang membereskannya.
Senin, 29 Juni 09
Dengan izin-Nya, Akhirnya aku dan rekanku ini bisa bersua di kampus merah Unhas. Rencana aku akan mengikuti agenda para mujahid/mujahidah sore ini yaitu Kajian Hadits. Setelah tiba di masjid yang bergenteng merah itu, sayapun diperkenalkan dengan mujahidah yang lain. Di masjid yang dinding-dinding putihnya yang tebal laksana pakaian kebesaran membalut rangkanya yang besar yang eksistensinya tak terusik oleh bangunan lain, berdiri kokoh sendiri di samping danau Unhas bagian selatan, posisi tawadhu bila disorot dari kejauhan, dari arah danau sebelah utara bangunan masjid itu memperlihatkan posisi hamba yang sedang sujud. Di dalamnya, di lantai satu membentang kain hijab gelap sepanjang 25 meter yang memisahkan aktivitas ikhwan dan akhawat aku pun berbincang bincang dengan rekanku ini yang bercerita tentang lingkungan fakultasnya. Kebanyakan komunitas di Jurusannya adalah kader-kader HMI sehingga fakultas kedok Gigi identik dengan komunitas anak-anak HMI. Walau kenyataannya seperti itu, sebagai mahasiswa yang masih elemen dari himpunan semesta fakultas kedok Gigi, Alhamdulillah kondisi lahiriahnya yang terbalut jilbab sempurna membingkainya untuk tetap tegar, untuk tetap bisa bertahan ditengah “sindiran” halus yang kerap mendarat ditelinganya oleh rekan-rekan sefakultasnya yang merasa asing dengan penampilannya itu.
Selepas shalat Ashar bersama mujahidah yang lain, kami bermaksud menuju ke Masjid Ulil Albaab, masjid kampus Poltek Negeri Ujung Pandang. Di sana kami akan menerima materi Kajian Hadits. Cuaca yang cerah sore itu membuat aku ingin menelusuri wilayah kampus dengan berjalan kaki sekaligus melihat pemandangan di kampus itu. Di Sepanjang jalan pinggiran danau tampak barisan pepohonan akasia yang besar dan rapi laksana pagar berjejer sebagai pembatas sebelum kaki menyentuh bibir danau. Beberapa dari pohon-pohon tersebut disekitar bagian tengah batangnya terpampang spanduk plastic putih ukuran 50X50 cm tertulis slogan-slogan stop pacaran, larangan berdua-duaan antara laki sama perempuan yang bukan mahram dan antara laki sama laki yang terlihat mesra . Hehe…. . Di sepanjang perjalanan ada yang sedikit kontras kusaksikan, fasilitas seperti danau buatan, pepohonan yang rindang, bunga2 yang seharusnya semakin memperindah kampus ini tidak berbanding lurus dengan kebersihannya. Hingga bibir yang berusaha mengekspresikan perasaan di benak berkomentar, “ALangkah cantiknya kampus ini jika dibarengi dengan kebersihan lingkungannya”. Yah, terkadang manusia dengan ketamakannya laksana benalu yang melekat pada tanaman, mengambil manfaat dari tanaman tapi menyisakan luka baginya.
“Jangan samain ukh ma STAIN yang emang mahasiswa makassar pun akui STAIN kampus terbersih di Palopo. Disini tukang pembersihnya terkena penyakit KUDIS-Kurang Disiplin”. Aku menoleh ke arah rekanku yang diam-diam ternyata bisa memahami apa yang kurasakan. Hehe… bagaimanapun bagusnya rumah orang tetap kita lebih leluasa di rumah sendiri, betapapun bagusnya kampus Unhas tetap masih ada saja yang bisa di banggakan di kampus sendiri, kampus STAIN palopo.
Akhirnya kami tiba di tempat tujuan beberapa menit sebelum kajian hadits dimulai. Segera kami duduk bergabung dalam majelis ilmu lalu menyimak materi yang disampaikan oleh Ust, Muhammad Yusran Anshar, Lc. Sejam kemudian, setelah kajian hadits berakhir kami pamit, bergegas pulang agar bisa tiba dirumah sebelum adzan magrib berkumandang. Sebelum pamitan, kami rencana kembali bersua esok pagi pukul 09.00 di masjid kampus guna mengikuti sebuah kegiatan yaitu Bedah buku.
Selasa, 30 Juni 09
Hari ini akupun segera mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah yang lazimnya dilakukan oleh para wanita. Apalagi kalo bukan beres2, nyuci piring, dll. Dengan harapan, semuanya bisa selesai sebelum saya berangkat ke kampus untuk menghadiri kegiatan Bedah Buku. Pukul 08.00 lewat, handphoneku berdering, ada sms masuk, kubuka lalu kubaca.. Isi sms itu mengagetkanku karena ternyata rekanku ini tidak bisa menemaniku untuk menghadiri acara bedah buku tersebut. Ternyata semalam Handphonenya raib dibobol maling. Saat ini ia shock atas kejadian itu, apalagi ini bukan yang pertama kalinya. Ia meminta maaf dan menginfokan bahwa ini adalah nomor HP adiknya. Akhirnya, kami berdua tidak bisa menghadiri kegiatan tersebut. Sungguh sayang, padahal temanya sangat menarik yaitu ”Orientalis dan Diabolisme Pemikiran” oleh ust DR. Syamsul Basri (amin, amin, amin), Eh… salah! He..he..he... .DR. Syamsuddin Arif Lc., MA. Kasihan saudaraku itu, handphonenya jatuh ke tangan orang yang tidak mengenal takaran halal atau haram (pencuri), selagi ada kesempatan maka orang yang berbakat penjahat semisal pencuri akan beraksi. Emang sih setiap kejadian mestilah ada sebabnya, dan mungkin saja dia sdikit khilaf semalam mengenai barangnya itu tapi setiap sebab juga akan melahirkan hikmah yang bisa dipetik dan mudah-mudahan kejadian seperti ini memberikan pelajaran tidak hanya kepada rekanku itu bahwa barang yang sifatnya sementara saja bila hilang sedihnya minta ampun lantas bagaimana bila harga diri wanita yang hilang atau malah mungkin aqidahnya yang hilang??? Itulah yang seharusnya lebih pantas untuk disedihkan bila hilang, dan karena itulah penjagaannya harus 24 jam non stop. Semoga Allah menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang terbaik disisi-Nya.
Karena agendaku hari ini tercancel, maka akupun melanjutkan agenda berikutnya yaitu membesuk salah seorang kakanda yang dulu sewaktu masih di Palopo adalah Murabbiyahku. Sekarang ia sedang hamil muda dan menderita sakit ngidam yang terbilang parah. Gimana tidak, perubahan hormon pada wanita akibat kehamilan ini mempengaruhi seluruh pancaindera, sehingga membuat penglihatannya pusing, terasa berputar, dan akhirnya hanya terbaring lemah. Ia pun juga gak bisa mendengar suara handphone dan mencium bau2 yang aneh meskipun dalam kondisi wajar sangat nikmat aromanya. Yaa,,, begitulah cobaan seorang wanita sebelum menjadi ibu. Setiap manusia hanya bisa berencana yang baik, namun tetap di tangan Allah keputusan akhirnya.
Aku mulai keluar dari rumah pukul 10.00 pagi itu. Sebelum membesuk, aku akan mengantar kemenakanku dulu berbelanja peralatan tulis menulis di M-Tos (Makassar Town Square), pusat perbelanjaan yang mayoritas dikunjungi masyarakat kota Makassar area Tello, Tamalanrea dan sekitarnya. Kebetulan di depan kompleks perbelanjaan, di situlah kediaman tanteku. Yaitu, tepatnya di Perumahan Puri Asri. Kayaknya menemani kemenakan berbelanja capek juga, akhirnya kami memutuskan untuk singgah terlebih dahulu di rumah tante sebelum melanjutkan perjalanan ke Perumahan Ikip, kediaman K’ Rafiqah. Semalam kami sudah bersilaturahmi ke kediaman tanteku ini tapi kayaknya belum puas deh menghilangkan rasa kangenku. Lagipula sudah mendekati waktu dhuhur. Jika kembali mengingat sabda Rasulullah Sallallahu alaihi Wassalam tentang keutamaan silaturahmi ini. Silaturrahmi memperpanjang umur dan mempermudah rezeki. Tanteku yang satu ini sudah lama tsiqoh dengan Wahdah Islamiyah di Makassar, dan tentu saja senang melihat penampilanku yang sudah “membaik” maksudnya terus berusaha dan komitmen dengan pakaian takwa. Benaran, setelah sholat dhuhur berjama’ah, aku dilarang keluar rumah kalo belum makan siang. Tentu saja, kita gak bisa menolak meskipun saya ingin mempercepat perjalananku siang ini, karena aku juga punya agenda kalo tidak kesorean aku akan membesuk Ust. Bayu di kediamannya jln. Rappocini Raya. Kami pun makan siang bersama dan ada salah seorang gadis yang terhitung masih kemenakan juga asal Kalimantan Timur akan mengikuti test SPMB besok di Universitas Hasanuddin Fak. Kedokteran. Ketika aku datang ia sedang sibuk belajar di depan laptopnya. Akupun pamit sembari memberikan support agar ujiannya besok sukses dan bisa lulus di Jurusan yang ia favoritkan itu.
Akupun menemani kemenakanku menunggu pete-pete menuju pulang di Sudiang. Kemudian aku meneruskan langkah menyusuri perumnas IKIP demi bersua dengan kandaku yang satu ini ka' Ika. Tidak lama waktu yang kubutuhkan untuk tiba di tempat beliau. Alhamdulillah saat bertemu, Kami pun melepas kerinduan bersama. "Treeet...treeet..treeet..!!!" HaPe ku berdering, Istri ustads Bayu menghubungiku via sms. Beliau menanyakan kesediaanku berkunjung ke rumahnya dan bercerita mengenai beberapa hal. Dari beliau juga kuketahui kalau ustads bayu baru saja kecelakaan jatuh dari motor. Semoga Allah menjaga dan melindungi Ustads. Hanya saja demi melihat kondisi hari yang kian sore dan akupun seorang diri aku minta maaf sama ummu karena belum bisa bersua ke sana dan beliau mengerti kondisiku sehingga beliau tidak memaksa untuk itu. “ Yang penting komunikasi kita lancar” Tambahnya.
Aku kembali pulang ke Sudiang dalam kondisi perjalanan macetnya minta ampun, bukan hal yang baru di makassar kondisi demikian. bila sore hari menjelang aktifitas perkantoran dan perkuliahan baik negeri ataupun swasta berakhir, sehingga walau tidak ada aba-aba hampir secara serempak mereka dengan kendaraan masing-masing atau yang sedang menunggu mikrolet umum memadati jalan-jalan. Dan akhirnya walau menjelang magrib, aku bisa tiba juga di rumah.
Selepas sholat magrib berjamaah, aku pun berkemas-kemas untuk siap kembali ke kampung halaman, kota Palopo. Bukan paman sekeluarga yang menemaniku pulang kali ini, adik kandung (laki-laki) dan saudari sepupu yang akan menemani beranjak meninggalkan kota makassar yang walau hanya beberapa hari tapi kesannya masih membekas beberapa hari ke depan.
Qaddarullah, nasib sang penumpang yang gak sempat booking kursi di musim libur sekarang ini harus siap menanggung resiko kembali menenteng tas pulang ke Goa Ria kediaman sepupu. he..he…he… kecian dech….! “Makanya lain kali ngedaftar donk biar gak repot” komentar saudari sepupuku. Semoga besok kami bisa melanjutan perjalanan pulang tanpa harus nunggu bus dengan gaya ala preman, hehe…. Daripada digangguain preman dipinggir jalan, kami memutuskan pulang.
Malam semakin larut dalam kelamnya, namun rasa kantuk belum juga datang menyapa padahal hampir seharian aku melalang buana kota makassar tentu kelelahan tak bisa terelakkan, mungkin ia ingin memberi kesempatan padaku mengabadikan kisah ini dalam lembaran sejarah hidupku. Kuperbaiki posisi duduk, pikiranku mulai melebarkan jaringnya menangkap dan mengumpulkan memory yang terpencar-pencar dalam hayalku tak beraturan. Aku hanya senyam-senyum sendiri jadinya. Sambil sesekali kudongakkan kepala ke atas, jemari tangan tetap lihai menari-nari di atas papan keyboard memilih huruf demi huruf lalu merangkai kata demi kata hingga tak terasa tulisan inipun telah selesai kupersembahkan. Ada kepuasan yang menggantung di jiwa. Diam-diam diinginnya udara di penghujung malam memprovokasi badanku untuk diberi haknya istirahat, mata tak bisa lagi diajak kompromi seakan ada gunung yang menggantung di kelopaknya. Sebelum kesadaranku benar-benar hilang tak lupa kuamalkan dzikir-dzikir dan doa yang diajarkan sebelum tidur. Aku kalah dan tak lagi bisa menahan diri, tiba-tiba gelap... dan semakin gelap... sssiuuut....
Good Night….. Have a nice dream Hijrah and hope your day tomorrow succest..;)

0 komentar: