anugerah terindah yg pernah kumiliki

Abu Hijaz,

Tujuan: Mengenalkan peranan hati dalam usaha menggapai kebahagiaan dunia akhirat.

Kebahagiaan adalah impian setiap orang. Tua, kecil, remaja. Semuanya menginginkannya. Tak mengenal tempat, waktu dan keadaan. Semuanya mengharapkan anugrah hebat ini. Bila anda baru saja terbangun disubuh ini, cobalah perhatikan orang –orang yang ada di sekitar anda. Lewat televisi atau dengan penglihatan langsung di jalan-jalan. Ada yang disubuh buta seperti itu telah turun mengayuh sepeda, melesit cepat membelah jalan, dengan boncengan barang dagangan..
Ada yang berjalan bersama teman-teman untuk mencari kesegaran dan yang lain untuk kebugaran. Ada yang membuka toko, ada yang masih asyik bercengkrama di jalan-jalan begadang menghabiskan malam, ada yang masih asyik dengan tidurnya, yang mungkin sebelum tidur tadi, berharap dapat bermimpi indah atau kelak bangun dalam keadaan segar. Dan yang aneh. Ada yang disubuh begitu memanfaatkan tidur orang yang pules, membobol rumah lalu mengambil barang. Dan sedikit kontras, ada yang disubuh yang seperti itu terbangun dengan tenang, lalu membangunkan keluarga, adik, dan teman-temannya. Membersihkan tubuhnya, mengambil air wudhu lalu bersimpuh penuh khidmat, menghadap Tuhannya sang pemberi nikmat.Dan lain – lain.
Itulah diantara kumpulan aktivitas manusia di dunia ini. Yang pasti, disitu anda akan melihat bahwa: mereka semua sedang mengejar hal yang berbeda, namun untuk satu tujuan yang sama " menggapai kebahagiaan".
Seorang ahli hikmah dari eropa pernah berkata: " Semua orang, tanpa kecuali, mengejar kebahagiaan. Apapun cara yang digunakan, mereka cenderung mengejar tujuan itu. Tujuan orang yang berperang dan orang lain yang menghidarinya adalah hasrat yang sama,tetapi didekati dengan sudut pandang yang berbeda. Manusia tidak pernah mengambil langkah menyimpang sedikit pun kecuali menuju tujuan itu. Itu merupakan motif tindakan setiap orang, termasuk mereka yang menggantung diri".
1.Maksud hati, dan pergerakannya
Ada banyak orang yang tertarik untuk berbicara tentang hati. Ada banyak topic yang menararik untuk dibicarakan tentang hati. Itu karena hati telah menjadi sentral gerak dan fikir manusia dan itu karena manusia yakin bahwa, kebahagiaan yang telah menjadi impian abadi manusia, ada pada ”hati" manusia itu sendiri. Yah, itu dia.
Anda tentu pernah melihat seorang yang menderita cacat fisik, kekurang harta, dan kekurangan bahan pangan. Namun ia dalam kondisi begitu, tetap mampu tertawa riang. Kalau tak pernah, silahkan kunjungi panti khusus orang-orang cacat, disana anda akan dapaykan itu. Dan anda tentu juga pernah melihat orang yang secara fisik terlihat segar dan bugar, berkehidupan yang cukup. bahkan mungkin berkelebihan. Namun terlihat selalu risau, gundah, dan bias-bias kegelisahan sangat jelas di wajahnya. Kenapa itu bisa terjadi? Apa yang menjadikan ini seakan menyimpang dari kodrat kebahagiaan? Ah, Ini adalah pertanyaan yang sedang membutuhkan jawaban dari anda. Jawablah!
Kalau saja kebahagiaan terletak pada fisik yang sempurna, maka tentu si cacat adalah orang yang tak berhak untuk bahagia. Kalau saja kebahagiaan ada pada kebugaran fisik, atau “kebugaran” keuangan. Maka tentu tak ada hak bahagia buat si miskin papa. Namun ternyata tidak. Kebahagiaan adalah milik siapa saja yang ingin bahagia. Sekali lagi, kuncinya ada pada "hati". Ya, Hati.
"Kebahagiaan adalah suatu hal yang dapat dirasakan oleh manusia pada setiap sisi perasaannya. Perasaan itu berupa kejernihan jiwa, ketenangan batin, kelapangan dada dan kelegahan perasaan"
a. Hati atau jantung
Manusia paling bahagia, dan paling bijak yang pernah hidup di dunia, nabi Muhammd -sallallahu 'alaihi wasallam- bersabda: " Ketahuilah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging apabila ia baik maka baiklah seluruhnya dan apabila ia buruk maka buruklah seluruhnya. Ketauilah ia adalah "Qolbu"(H.R Bukhori dan Muslim)
Qolbu sering diterjemahkan dengan Hati. Namun yang sebenernya dia lebih tepat diterjemahkan dengan jantung. Karena hanya jantunglah sekerat daging yang ada di dalam tubuh makhluk hidup. Adapun hati(inggris, lever) dia tidak berupa daging. Selain itu kata Qalbu bermakna Bolak-balik. Dan bila melihat pada cara jantung bekerja memompa darah, maka didapati, betapa dia terus berbolak balik dalam bekerja memompa darah, untuk disebarkan keseluruh tubuh. Dan memang begitulah filosofi penamaan ini. Dipotongan bait syair berbunyi: " maa summiyal Qolbu illa min taqllubihi". " Qolbu(jantung) itu diberi nama Qolbu(jantung) karena sering bertaqallub(berbolak-balik)"
Dan bila diterjemahkan dengan maksud makna abstrak dari kata ini, maka memang dia adalah Hati. Bukan hati anggota tubuh penawar racun tubuh. Namun hati tempat beredarnya rasa dan emosi. Rasa cinta, harapan, benci, sayang, keinginan, keluhan, dan lain-lain yang meliputi makna-makna abstrak dari rasa dan emosi itu.
-Qolbu itu jantung-
Sekali lagi, coba hayati sabda Nabi ini!
" Bila ia baik maka baiklah seluruh tubuh itu dan bila ia buruk maka buruk pulalah seluruhnya".
Yah, Beliau –sallalahu 'alihi wasallam- menjadikan Qalbu sebagai instrument tunggal dalam identifikasi kebaikan jasad. Ah, benarkah? Teman saya, elbaprima, bercerita tentang keadaan dirinya yang sering merasa lemas dan lesu. Dan bahkan tidak jarang, bila fisiknya sedang melemah, ia tiba-tiba pingsan, jatuh tak bertenaga. Apa yang menimpa saya dari penyakit ini adalah disebabkan karena jantung saya yang tidak normal. Dan itu mulai ia rasakan sejak masa SMA. Oh, masa SMA? Sudah sangat lama. Dia kembali berkata. Sejak sakit ini saya derita, saya tak bisa terlalu capek. Karena bila terlalu capek maka itu berpotensi besar mengundang degupan jantung yang amat cepat, keringat berlebihan, pusing. Dan selanjutnya saya tak melihat apa-apa lagi. Hanya kilapan warna, seperti televise yang baru saja dimatikan. Kabur, gelap dan sayapun sudah tak tau apa-apa. Pingsan".
Ah, kasihan. Sabarlah akhi. Semoga Allah menyembuhkanmu, tidak mengapa semoga dengan itu dosa-dosa kecilmu terampuni. Kamu hanya akan merasakan penderitaan sedikit ini sebentar. Dan kalau kamu bersabar maka kamu akn memetik buah yang amat manis di akhirat kelak. Hmm, aku terenyum padanya.
Diwaktu yang lain saya juga bertanya pada salah seorang teman saya, yang belajar difakultas kesehatan. Tentang jantung, dia menjelaskan bahwa secara umum penyakit jantung itu berakibat pada turunnya fugsi jantung itu sendiri. Yang darinya kemudian curah jantung juga akhirnya menurun. Dampaknnya kemudian, aliran darah yang membawa oksigen keseluruh jaringan tubuh secara umum juga menurun. Efeknya tubuh pun menjadi terasa lemah, tak dapat beraktifitas berat. Sedikit saja terjadi stimulasi yang berlebihan, fatal akibatnya. Lemah jantung. Begitu katanya.
Hmm, dahsyat.. Saya tidak ingin berlama- lama di pembahasan ini. Dari sini insyaAllah Semua kita telah sepakat bahwa jantung yang sehat ada dibalik tubuh yang sehat. Sebab darah yang beredar di seluruh tubuh yang menjadi kekuatan inti satu jasad, berasal dari prosesor hebat yang bernama Jantung. Iya, kan?
b. Hati yang dimaksud
Gerakan-gerakan abstrak, di dalamnya ada kekhusyu'an, gerakan-gerakan abstrak, menjadi tempat bagi kerinduan, cinta, pengertian, harapan, kasih sayang, kemarahan, emosi dan akal pikiran. Mungkin itu. Itulah hati yang dimaksud.
" Bila ia baik maka baiklah seluruhnya dan bila ia buruk maka buruklah seluruhnya".
Syaikh Ibnu daqiq al 'ied menuturkan dalam kutaibnya syarah arbain annawawi. Bahwa Allah telah melebihkan manusia dari hewan dengan memberinya Aqal fikiriran dan akal fikiran itu dibahasakan dengan Qalbu.
" Afalam yasiiruu fil ardhi fatakuuna lahum Quluubun ya'qiluuna bihaa"
Beliau melanjutkan bahwa lihatlah tubuh itu tunduk taat pada hatinya atau akal dirinya. Bila ia tela menetapannya maka ia akan melaksanaknnya. Maka bila yang ditetapkan adalah baik maka baiklah perbuatannya namun bila buruk, maka buruk pulalah ia. Uf.. Hati.
Ah, sebegitu hebatkah ia? Dalam buku telaah hadits arba'in annawawiyyah, ibu lilik Rachmat Nur Chalisho, Lc. Berkata: "Para Ulama berpendapat badan manusia itu ibarat kerajaan. dan jiwa itu kotanya, hatinya adalah pusat kerajaan, anggota tubuh ibarat pelayan, kekuatan batin ibarat lampu kota, akal ibarat mentri yang penuh kasih dan pemberi nasehat, syahwat ibarat penuntut reski dan pelayan, kemarahan ibarat kepala pengaman, ia adalah seorang yang suka menipu dan buruk perangainya,ia juga menyerupai seorang penasehat, namun nasehatnya ibarat racun yang mematikan. Ia selalu menentang menteri yang bijaksana. Imajinasi yang berada di bagian depan otak ibarat sebuah gudang. Keintelektualan di bagian depan, daya memori dibagian belakang otak dan lidah ibarat penerjemah. Panca indera ibarat spionase. Masing-masing patuh pada pakarnya. Mata tunduk pada pakar dunia warna, telinga patuh pada ahli suara demikian juga yang lain karena mereka merupakan pakar dan ahli.
Dikatakan juga badan itu ibarat kurir yang mengantarkan sesuatu kepada jiwa. Ada yang mengatakan bahwa indera pendengar, penglihat dan penciuman seperti sumber daya yang dipakai oleh jiwa. Hati itu laksana Raja, jika sang pemimpin baik maka rakyatnyapun baik, dan jika pemimpnnya rusak rakyatnyapun ikut rusak.
C. Hati-hati yang menakjubkan, menakjubkan.!
Lihatlah mereka pemilik-pemilik hati yang menakjubkan. Hati-hati mereka seumpama embun mengangin-angin disubuh dingin, menyegarkan dedaunan hijau ditepi jalan, menyejukkan kulit-kulit pelamin tubuh dibalik kain. Ah, engkau akan terpesona melihat mereka memainkan hidup, jantung mereka sangat sehat untuk mengalirkan darah segar penguat tubuh, seperti sehatnya jantung mereka untuk berdegup kencang mengikuti tuntunan ilahi merindu taman-taman indah menakjubkan. Di sana, dipadang tak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga dan bahkan untuk hayalan-hayalan indahmu ia jauh lebih indah.
Ayo! Biarkan mata kita membuntang menatap mereka, melihat keshofiyan hati-hati tulus mereka. Generasi hebat pendamba kedamaian, pendamba nilai-nilai luhur tertinggi tanpa batas. Ya, lihat hati mereka, dari balik air-air bening di pelupuk mata. Berawal dari putik bunga tertinggi dimasa itu, Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam mercusuar penerang masa ini dia kisah beliau di ‘aamul huzn(tahun berduka):

1 komentar: