Oleh : Mardin (Abu Sulaeman)
Jangan tanya
tentang jalan hidupku
ia adalah
tangga obsesi besar
Merajut
cinta membumbung langit
Dirimu Mungkin
tak sudi menapakinya
Pahitnya derita
harus ditahan
Intimidasi
dan hinaan bagai angin berlalu
Tersisih
bahkan asing di negeri sendiri adalah biasa
Segudang persoalan
jelas di pelupuk mata
Langkah tertati
meraba dalam gelap
batu terikat
menahan lapar perut terlilit,
kerongkongan
mengemis kehausan
butiran
air mata menetes dalam hening menahan sakit
lelah, letih,
capek, berkuah keringat
itulah warna-warni
hidup yang ku jalani kawan
Banyak jalan bisa kau susuri
Membuka pintu
manisnya dunia
Jatuh
dalam dekapan indah nan menawan
Tertaut
dengannya, mengikat banyak hati
menghijaukan
pandangan bagi pemuja
tapi jalanku
bukan itu kawan
Sungguh ia
jalan kumuliaan
Menuntut
perjuangan dan pengorbanan
seseorang mungkin
larut kemerlap dunia
tapi Aku
tetap teguh dan kokoh di atas jalan ini
jalan
kafilah para perindu surga
Tak
kubiarkan kaki lari menyimpang jalan itu
Sekiranya Nabi
Musa membelah laut merah dengan tongkatnya
Aku akan membelah
lautan dengan semangat
Kaki akan terus
berpijak di atas jalan dakwah,
Kuat, tak
bergeser, walau terjalnya kesengsaraan hidup harus ditapaki walau tubuh kecil
ini luka tersayat pisau penderitaan,
AKu tetap
di atas jalan ini kawan
Jalan ini,
medan lomba para penyeru kebaikan
jalan yang
ujungnya kebahagiaan
jalan yang
telah ditempuh ribuan tahun
oleh
manusia pilihan
oleh para
rasul Allah
hingga
mulia di puncak kenikmatan
Jangan kau
resah kawan
Tak perlu
sedih dengan diriku
Bagiku, ini
pilihan
Karena ia jalan
para nabi.
0 komentar: