Oleh : Samsul Basri
الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ
الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُولَئِكَ
هُمْ أُولُو الألْبَابِ
“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang
paling baik di antaranya. mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah
petunjuk dan mereka Itulah ulul albab (orang-orang yang mempunyai akal).” (Az-Zumar : 18)
Saudara seiman dan seaqidah, istilah “ulul albab” disebutkan oleh
Allah sebanyak 16 kali di dalam Al-Qur’an, salah satunya terdapat pada ayat ini.
Istilah ini dilabelkan kepada mereka yang memiliki sosok sangat istimewa di
sisi Allah. Diantara keistimewaannya dapat digali melalui ayat ini. Akan tetapi
sebelum jauh melangkah, berbicara mengenai ulul albab, agar cita rasa
yang ditimbukan sangat terasa dan berkesan ketika lisan berhenti pada ucapan Ulul
albab, perlu dilakukan pendekatan makna asli setiap katanya. “Ulu”
artinya memiliki. Sedangkan “Albaab” diambil dari kata “lubbun”
artinya intisari. Jadi lubb yang dimaksud di sini adalah intisari dari
hati manusia. Bila dirinci kedudukan atau posisinya, maka yang pertama shadrun
(dada), di dalamnya terdapat qalbun (hati), di dalam qalbun
terdapat fuaadun (kedalaman hati), dan di kedalaman itu
terdapat lubbun (inti).
Ulul albab adalah mereka yang dalam ayat ini disebutkan “Yang mendengarkan perkataan.”
Selayaknya perkataan yang di dengar, tentu ada yang baik dan ada yang
buruk. Ini adalah kondisi yang hampir tiap hari ditemui oleh seseorang dalam
menjalankan roda kehidupannya bersama orang lain. Bedanya, ulul albab walaupun
ia juga tidak selamat dari mendengarkan perkataan yang buruk, sia-sia, tetapi
dia hanya “mengikuti apa yang paling baik di antaranya.” Karena itulah Ibnu Abbas di dalam
tafsir al-Qurthubi berkata ulul albab adalah seseorang yang mendengar
perkataan yang baik dan juga yang buruk, akan tetapi ia berbicara hanya dengan
perkataan yang baik dan benar saja, lalu meninggalkan pembicaraan yang buruk,
sia-sia, dan tidak berguna. Di dalam tafsir as-Sa’di disebutkan bahwa mengikuti
apa yang paling baik maksudnya adalah memilih untuk taat kepada Allah (membenarkan
Al-Qur’an) dan mengikuti petunjuk Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi
wasallam (beramal dengan dalil).
Bila dikorelasikan dengan ayat Allah di surat Fushshilat
ayat 33 yang bunyinya,
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ
دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku
Termasuk orang-orang yang berserah diri?" (QS. Fushshilat : 33)
Telah dijelaskan
ulul albab adalah mereka yang suka mendengar pembicaraan yang baik lalu
mengamalkannya. Sedangkan surat fushshilat ayat 33 ini menjelaskan bahwa tidak
ada lagi perkataan yang paling baik, paling tinggi kedudukannya kecuali
perkataan yang isinya bernafaskan dakwah, seruan atau ajakan untuk ta’at kepada
Allah. Dapat dipahami bahwa ulul albab berarti adalah mereka yang cinta
terhadap ilmu dan majelis ilmu. Cinta yang juga terkandung makna sungguh -sungguh
terhadap ilmu dan majelis ilmu, lalu mengaplikasikan ilmu yang didapatkannya
itu dalam kesehariannya.
Jangan heran bila dahulu para sahabat sebagai sampel ulul albab sering
bertanya “Ya Rasulallah, ayyu amalin
afdhal?” artinya Wahai Nabi Allah,
amalan apakah yang paling terbaik?. “Ya rasulallah dallani ilaa
amalin idza amiltu, ahabbaniyallaahu wa rasuuluhu” artinya wahai Nabi
Allah, tunjukkanlah kami kepada suatu amal ? yang apabila kami mengamalkannya,
Allah dan Rasul-Nya akan meridhai dan mencintai kami. hal itu karena
mereka cinta kepada ilmu dan cinta untuk mempersembahkan yang terbaik dari
amalan mereka.
Jadi karakter ulul albab adalah selalu melakukan yang terbaik. Dan
karena yang dilakukan itu adalah sesuatu yang terbaik maka selalu hasilnya optimal.
Dikisahkan mengenai seorang sahabat dalam kitab umdahtul ahkam, dimana
ia disuruh oleh nabi mengulang shalanya sebanyak tiga kali, lalu nabi memberitahukan
padanya mengenai pentingnya tuma’ninah dalam shalat. Artinya apa? Bahwa
prinsip ajaran islam adalah harus it’qan. Itqan artinya terarah,
tepat, jelas dan sesuai target atu singkatnya profesional. Sehingga dalam islam,
prinsipnya memperhatikan proses dan bukan hasil.
Karena sifat tunduk dan taatnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan karena
kesungguhannya untuk selalu di atas rel kebenaran, Allah Azza Wa Jalla berfirman,
“Mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka
Itulah ulul albab (orang-orang yang mempunyai akal).”
Alhamdulillah, jelaslah sudah. Diantara sifat istimewa ulul
albab atau orang yang berakal adalah selalu haus dengan Ilmu dan cinta
suasana atau kondisi yang bisa mengantarkan dirinya kepada ilmu dan selalu
mempersembahkan yang terbaik untuk Islam dan kaum muslimin. Apakah anda temasuk
ulul albab ???
نسأل الله أن يجعلنا من اللذين يستمعون القول و يتبعون
أحسنه
Kita berdoa kepada Allah semoga kita termasuk ke dalam
golongan orang-orang yang mendengarkan kebaikan dan mengamalkan kebaikan. (Amin
yaa Rabbal ‘aalamin)
Bogor, 18 Sept 2013
Akhukum Fillah
Samsul Basri
0 komentar: