ANALISIS SWOT



Seorang pepatah mengatakan, “Bermimpilah!, ketidak beranian untuk bermimpi adalah awal perencanaan kegagalan di masa mendatang”. Bermimpi memang ada yang realistis dan tidak realistis, ketua unit kampus LP2FSI mengemukakannya pada suatu kesempatan diskusi. Hanya mimpi yang realistislah yang betul-betul bisa menjadi sebuah harapan. Harapan berbeda dengan cita-cita, kalau boleh dibahasakan cita-cita itu adalah sebuah harapan maka harapan belum tentu adalah sebuah cita-cita. Betapa tidak, selamanya harapan tidak akan pernah menjelma menjadi cita-cita sampai ada tahapan dan proses yang ditempuh. Proses dan tahapan yang kongkret (jelas), berkorelasi dan berkesinambungan akan mengantarkan cita-cita menjadi sebuah tujuan. Tujuan yang merupakan keniscayaan untuk diraih dan diwujudkan, itulah arti KESUKSESAN. Kesuksesan selalu dan akan selalu berpihak pada siapapun yang berjuang mewujudkannya, bukan pada mereka yang hanya duduk menunggu atau tinggal mengaharap bak pengemis yang terus menadahkan tangan berharap seseorang lewat di dekatnya lalu terketuk hatinya menyisihkan uang dari dompet. Tidak salah bila kemudian terbahasakan kesuksesan itu bukanlah dalam prosesnya tidak pernah salah atau keliru, malah mungkin kesalahan dan kekeliruan berulang-ulang terjadi, hanya saja kesuksesan dalam prosesnya tidak pernah mengenal istilah GAGAL. Sehingga ketika terjatuh pada kesalahan atau kekeliruan, proses sukses akan segera bangkit, berbenah diri lalu menuju tahapan inovasi yang lebih cerah. Intinya adalah belajar... belajar... dan terus belajar, pengalaman... pengalaman... dan terus mencari pengalaman, mencoba... mencoba... dan terus mencoba..., berani... berani... dan tetap berani. Paling tidak, berani mencaoba dan melakukan sesuatu sekalipun keliru atau salah akan melahirkan guru terbaik berupa pengalaman yang dari pengalaman itulah kita bisa belajar berbenah menuju yang terbaik sehingga mungkin keliru atau salah berulang-ulang terjadi tapi insyaallah tidak akan terjadi kesalahan atau kekeliruan berulang-ulang. He..he..he

Misalnya saja, Menyongsong Visi Wahdah islamiyah makassar dengan kuantitas kader 10% dari penduduk laki-laki muslim produktif di makassar adalah suatu keniscayaan. Mewujudkannya adalah sebuah kesuksesan yang harus dibangun di atas proses dan tahapan perencanaan nyata, matang dan kongkret. Karena itulah Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman menjadi inti dari tulisan kami ini sebagai kesimpulan materi yang disajikan oleh ust. DR. Hamid Habbe pada acara Daurah pengurus DPC WI Makassar tanggal 28 Januari 2009 di kantor DPC WI Makassar. Bagi semua para aktivis dakwah sekolah dan kampus bisa mempelajarinya dan mudah-mudahan menjadi langkah awal mewujudkan visi dan misi perjuangan dakwah di sekolah atau kampus tempat kita mendulang ilmu dan faedah. Selamat membaca!





Silahkan download tulisan ini di ("klik") Bismillah !.





0 komentar: