ANTARA TUGAS DAN KEWAJIBAN

 By : Ibnu Hasan

Download tulisan ini, "klik" BISMILLAH




Sebait syair bagi jendral mujahid (Akh Abdul Wahid Mongkito), Ketua dan sekaligus pelanjut tongkat perjuangan dakwah UKM LDK MPM Unhas 2009/2010.
Waspadalah terhadap pemimpin!
Tapi antum harus menjadi pemimpin!
Sekali lagi harus jadi pemimpin!
Pemimpin itu adalah benar-benar pemimpin!
Tapi tidak setiap pemimpin itu adalah pemimpin!
Jika telah hilang kepemimpinan, yang tinggal hanyalah pimpinan!
Dan bukanlah pemimpin, bila terbersik air keputus asaan
dalam bahtera perjuangan dakwah Ilallah.
Khaifa khalukum yaa Mujahid fillah ???
Semoga Hasana (kebaikan) Allah Azza Wa Jalla terus tercurah membasahi hati, lalu menyuburkan bibit-bibit keimanan di dalamnya. Menumbuhkan 2 tunas darinya, yang satu menghujam dan mengakar kuat ke bawah dalam bentuk Aqidah yang sahih, dan yang lainnya menyembul ke permukaan dalam bentuk amal shalih. Semoga Allah Menghiasi diri kita dengan pakaian ”Kesabaran” dalam menyikapi panas dinginnya masalah-masalah dakwah. Dan membekali diri-diri kita dengan DUIT (Doa, Usaha, Iman, Tawakkal) dalam menata dan meraih kesuksesan di dunia yang sementara ini dan di akhirat yang tiada bertepi. (Amin)
Saudaraku, tahukah antum perbedaan Tugas dan kewajiban ???
Dengan izin Allah kucoba ketengahkan contoh sederhana hingga antum bisa membedakan keduanya dengan mudah dan akhirnya semoga permasalahan klasik yang terus berulang berhenti siklusnya. Misalnya, kita hanya rajin rapat, eh..., giliran kerja kita nggak kelihatan. Atau semangat kerja tapi enggan ikut rapat, ”Gimana mau teratur kerjanya ?” he..he... yang parah kalau rapatnya udah malas, kalau kerja kalasi, giliran makan bla-bla-bla.....
Contohnya begini, Pak polisi itu khan punya tugas dan juga kewajiban. Sebut saja polisi lalu lintas. Kewajibannya jelas harus berseragam polisi, ikut upacara, ngisi absen kerja, plus ngikut segala aturan main perpolisian. Tapi tugasnya tentu mengatur lalu lintas di jalan raya sebagaimana biasa terlihat di sepanjang jalan perintis kemerdekaan dan di jalan-jalan lainnya, bahkan terkadang satu, dua orang atau lebih ridha berpanas-panas ria depan pintu satu Unhas, He..he... kasihan yah akhi, awal-awal hari mereka sudah harus mendengar deru mesin dan menghirup kepulan asap beracun. Tapi sekali lagi, memang itu tugas mereka kok!. Nah, tugas dan kewajiban yang dilaksanakan dengan baik itulah, mereka diakhir atau diawal bulan menerima gaji dari Negara, plus peluang untuk naik pangkat.
Kebayang nggak, jika seorang polisi lalu lintas hanya melaksanakan kewajiban saja atau tugas saja???. Misalnya ia tampak serasi dan bangga berseragam polisi, nggak pernah telat upacara dan absennya nggak ada bolong-bolong, tapiii... MALAS-nya minta ampun turun ke jalan bertugas mengatur laju kendaraan. Bisa dipastikan, kondisi lalu lintas akan semerawut alias kacau balau, buntutnya pembalap-pembalap liar di jalan-jalan umum bertambah, frekuensi kecelakaan kian meningkat, kemacetan yang berkepanjanganpun tak terelakkan dan tidak sedikit jiwa bakal jatuh korban.
Atau... apa yang bakal terjadi kalau polisi lalu lintas itu dengan semangat juangnya, turun ke jalan melaksanakan tugasnya tapi nggak mau berseragam polisi, tidak memakai peluit dan atribut perlengkapan yang mendukung, dan enggan melakukan hal-hal yang memang sudah menjadi kewajibannya ???. Tentu para pengguna jalan tidak menghiraukannya, tidak menggubrisnya, eh..., malah disangka sebagai orang gila. Kasihan banget yah??!!!. Penderitaannya belum berakhir disitu, di akhir atau awal bulan dia bakal gigit jari tidak mendapat gaji karena indisipliner alias melanggar disiplin korps polisi lalu lintas.
Nah saudaraku, sebagai Mujahid yang telah bangga sebagi ummat Rasulullah Muhammad shallallahu Alaihi Wasallam, maka berpijaknya kaki di bumi unhas ini, berlayar jiwa kita di atas bahtera Dakwah UKM LDK MPM Unhas ini, jelas punya tugas dan kewajiban. kita menuntut ilmu, beramal shalih dengan ilmu itu, menjadi mahasiswa teladan di fakultas dengan indeks prestasi yang sangat memuaskan, meraih gelar sarjana sesuai target sebagai wujud birrul walidain adalah KEWAJIBAN yang harus kita persembahkan karena Allah. Tetapi TUGAS kita adalah bangga terpilih, terlibat, dan bersungguh-sungguh dalam kepanitiaan meninggikan kalimat Allah di kampus merah ini, berdakwah mengajak saudara-saudara muslim kita di atas sunnah Rasul-Nya lewat pengorbanan harta diri, waktu dan tenaga tanpa pernah melihat apa yang telah kita berikan untuk agama, tetapi selalu melihat pada diri sendiri apalagi yang mesti dikorbankan untuk agama ini. Mempertebal wajah, memalingkan diri dari para pencela demi menyemarakkan dan menghidupkan syiar-syiar islam di kampus, di fakultas dan jurusan masing-masing.
Saudaraku, jika KEWAJIBAN dan TUGAS ini kita jalankan dengan sebaik-baiknya. Demi Allah, kita adalah hamba yang sangat beruntung di dunia dan di akhirat. Kita akan mendapat HONDA (Honor dari Allah). Allah Akan menggaji dengan rahmat-Nya yang lebih baik dari dunia dan segala isinya, yang terkadang Allah menyegerakannya di dunia ini dan tentu balasan yang terbaik disimpankan bagi kita di akhirat nanti. Saudaramu ini tidak perlu merinci seperti apa gaji yang diperuntukkan Allah bagi jiwa-jiwa yang menunaikan keduanya. Karena antum insyaallah paham hal itu.
Saudaraku, bayangkan bila antum dan kita semua hanya berfikir untuk shalih sendiri, sukses dan bahagia sendiri tanpa mau memeras waktu, tenaga, harta dan pikiran untuk merisaukan nasib saudara kita (muslim) yang masih memperturutkan syahwat semata, dengan kata lain kita tidak mau menjalanakan TUGAS, bersusah-susah merasakan penderiataan dakwah bersama para mujahid-mujahid lainnya, yang mungkin saja badan mereka jadi kurus karenanya. Maka lambat laun cahaya dakwah di Unhas akan meredup dan mungkin saja padam, lalu berdampak dengan meningkatnya kemaksiatan, perzinahan, tawuran, pemerkosaan dan kesyirikan. Mungkin saja muncul sekelompok orang yang akan berdakwah tapi sangat jauh menyimpang dari koridor Al-Qur’an dan As-Sunnah. Apa antum ridha sedangkan kita berada di tengah-tengah mereka ??????
Atau apa yang bakal terjadi kalau antum dan kita semua hanya semangat menjalankan TUGAS dakwah, aktif dalam kepanitiaan tapi kita mengabaikan perkara yang sudah menjadi KEWAJIBAN bagi kita menjalankannya ???. Misalnya enggan menuntut ilmu, amalan pas-pasan, jauh dari Al-Qur’an, jarang tahajjud, malas ikut rapat alias susah diarahkan, bicaranya banyak sia-sia, bersikap kemayu, giliran makan berebut, dilirik nilai akademiknya kebanyakan dibawah rata-rata, hubungan dengan dosen renggang, akhlak sama orang tua juga belum beradab, dan bla bla bla.... terus kalau kondisinya sedemikian itu, gimana dakwah kita mau diterima? Gimana mewujudkan Kampus yang islami?. Bisa dipastikan dakwah yang kita serukan ’pincang’ alias tidak memiliki RUH.
Saudaraku, Tugas dan kewajiban kita di kampus bagai dua sisi uang logam walau berbeda tapi tetap tidak bisa dipisahkan. Bila satu sisi tidak ada maka tentu itu bukan uang logam yang memiliki nilai dan harga. Karena itu, sibaklah kehidupan ini dengan cita dan harapan yang tinggi. Mereka yang tidak memiliki cita dan harapan terbaik untuk hari esok adalah calon-calon pecundang yang akan menggantikan para pecundang yang telah tiada. Kesuksesan dan kebahagiaan akan datang kepada mereka yang berjuang mendapatkannya, bukan pada mereka yang hanya sekedar mengharapkannya. Teruslah tegar dan jangan padamkan api semangat bersama Mujahid-mujahid fillah yang lain dalam bahtera Dakwah di UKM LDK MPM Unhas.
Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar !!!!!

0 komentar: