Ketika Harus Memilih

Oleh : Rudin, S.Si
Download tulisan, "Bimillah"

Malam itu, kamis 17 Maret 2007, masjid kampus Unhas dihebohkan oleh tindakan seorang laki-laki (mahasiswa) yang mencoba bunuh diri dengan meminum cairan baygon. Untunglah saat itu ditengah kebanyakan manusia sedang menikmati tidur, masih ada lkhwa yang belum tidur sehingga sempat menyaksikan peristiwa tersebut. Spontan saja ikhwa tersebut menghampiri pria itu dan membangunkan ikhwa lainnya untuk menolong pria yang hampir meregang nyawa akibat telah menghabiskan bagian botol cairan baygon. Singkat cerita ia langsung dibawa ke rumah sakit yang juga masih dalam wilayah kampus. Setelah ia tersadar dimintalah keterangan, perihal apa yang membuatnya sampai mau mengakhiri hidupnya dengan meminium racun. Didapatlah keterangan bahwa hal bodoh tersebut ia lakukan karena perkataan dari pacarnya untuk membuktikan bahwa ia tidak bersalah.
Melihat penggalan peristiwa di atas kita kembali bertanya, mengapa kita sampai menjatuhkan pilihan pada hal-hal yang bodoh yang justru pilihan tersebut bukannya memberikan kebaikan justru menghancurkan diri kita sendiri. Seorang penyair bersenandung,”Tak seorangpun dimuka bumi yang lebih sengsara dari seorang yang dilanda cinta, meskipun ia mendapati cinta itu manis rasanya. Setiap saat engkau lihat ia selalu menangis, entah karena enggan berpisah atau karena rindu yang membara. Jika sang kekasih jauh, ia menangis karena rindu, jika dekat ia menangis karena takut berpisah.”
Bahkan akhir cinta bisa merupakan kehancuran, sebagaimana pemuda yang hampir saja menghabiskan masa hidupnya dengan jalan yang sangat dimurkai oleh Allah azza wajalla. Tidakkah ia menyadari bahwa apa yang menjadi pilihannya tersebut adalah suatu kekeliruan besar, dan bahkan telah melanggar syariat dengan melakukan pacaran. Kebanyakan manusia tidak begitu saja menempuh jalan yang disyariatkan penciptanya. Kadang mereka membuat aturan sendiri pada beberapa masalah. Pada masalah menjalin hubungan dengan lawan jenis ini kebanyakan manusia menempuh jalan awal pernikahan dengan pacaran, sesuatu yang tidak disyariatkan Allah azza wajalla. Namun dalam islam kita diperintahkan untuk menundukkan (menjaga) pandangan, sebagaimana firman Allah,”Katakanlah kepada para laki-laki yang beriman: ”Hendaklah mereka menahan pandangan dan memelihara kamaluan; karena yang demikian itu lebih suci dari mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah juga kepada para perempuan yang beriman : ” Hendaklah mereka menahan pandangan dan memelihara kemaluan....” (An-Nur ayat 30-31).
Itulah keindahan seorang muslim dalam menjaga diri mereka dengan mengikuti syariat yang ditetapkan oleh agama ini. Sehingga ketika mereka harus memilih tentulah pilihannya jatuh pada apa yang telah ditetapkan dan diridhai oleh Allah dan RasulNya. Menundukkan dan menjaga pandangan dari hal-hal yang diharamkan adalah pilihan terbaik dalam keseharian kita, sehingga tidak terjatuh pada hal-hal yang menjerumuskan pada kehancuran baik itu di dunia maupun di akhirat kelak.

0 komentar: