PROBLEM SOLVING

Download tulisan, "Bismillah"



Menyelami hidup dan kehidupan berdakwah di dunia kampus tidaklah segampang teory yang tersaji dalam buku diktat mata kuliah dan tidak semudah pula membalikkan telapak tangan sekena hati. Begitu banyak batu sandungan di jiwa dan perasaan yang menyebabkan tidak sedikit benturan bila hendak menepis dan melaluinya. Sekelumit persoalan atau problem pun tak pernah lekang dari peredarannya. Terlalu banyak bila hendak melist problem itu satu-satu karena setiap mujahid berhadapan dengan problemnya masing-masing. Ada yang mampu menyikapi problem itu sehingga tetap komitmen dan kontinue dalam perjuangan dakwah yang haq nan mulia ini, namun tidak sedikit pula mereka yang telah terpilih berada di atas jalan mujahadah dakwah namun kemudian terhempas oleh badai keputus asaan dan kekecewaan yang memang masih bagian dari semesta problem yang selalu dan akan selalu hadir sebagai bagian dari konsekuensi memilih jalan dakwah di dunia kampus. Intinya setiap problem dengan segala bentuknya tidak akan pernah bisa dihindari, tidak akan pernah bisa dijauhi, lari bahkan dipisahkan sesaat saja dari atmosfer aktivis dan aktivitas dakwah di dunia kampus. Yang harus dilakukan oleh para aktivis dakwah, para mujahid dakwah adalah menyelesaikan dan memecahkan problem yang membelenggu itu dengan metode yang tepat.

Metode yang tepat adalah langkah riil yang harus dilakukan setelah para mujahid tidak lagi tersentuh hembusan keraguan di jiwanya yang datang dari berbagai penjuru, yang mampu meredam kobaran semangat yang telah membara sekalipun. Menyadari sepenuh jiwa bahwa dakwah adalah aktivitas terbaik sepanjang sejarah mengingat dahulu diemban dan dilakoni oleh orang-orang pilihan dari kalangan para Nabi, para Rasul dan Hawariyyun (sahabat-sahabat setia). Mengemban dakwah berarti telah menapak jejak langkah orang-orang pilihan tersebut, bersabar di atasnya mampu mengundang rahmat dan kasih sayang Allah Azza Wa Jalla turun bercurah, lalu dengan korban harta dan diri adalah harga yang pantas untuk surga yang dijanjikan Allah sebagai tempat kediaman terbaik setelah penat dan lelah hidup di dunia di lewati.

Ketika seseorang memilih tergabung dalam organisasi dakwah di kampus, berarti dia memilih jalan yang tepat dan benar. Dunia kampus dengan kompleksitas sistem dan problemnya sendiri dengan heterogen karakter manusia di dalamnya sedikit banyak akan mempengaruhi pola hidup manusia (mahasiswa) di dalamnya termasuk mujahid yang menjadi bagian darinya. Dihadapan Mahasiswa sekarang ini telah terbentang begitu banyak jalan-jalan pilihan yang akan menentukan masa depannya berkiprah di dunia kampus. Masing-masing jalan itu menjanjikan perubahan baginya, maka setiap mahasiswa entah sadar atau tidak akan membuat pilihan. Ada jalan yang menuntun kepada cahaya hidup dan kesucian jiwa, dialah jalan yang dipilih dan dirilis oleh para aktivis/mujahid dakwah kampus, wajah-wajah mereka terlihat tenang dan berseri-seri, pakaian rapi dan sopan, kelembutan dalam tutur katanya sangat dijaga, konsep hidupnya jelas dan selalu berbuat yang terbaik demi ridha Ilahi padanya. Ada juga jalan yang dipilih mahasiswa menjadikan ia dari ketidak tahuannya tentang dunia organisasi akhirnya mencurahkan seluruh potensinya untuk bisa menjadi pengurus himpunan di tingkat jurusan, pengurus BEM di tingkat fakultas atau pengurus lembaga tingkat universitas sekalipun Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diraihnya di bawah rata-rata. Pada umumnya mereka vokal dan senang aktualisasi diri, sukanya kritik sana-sini, penampilan kurang diperhatikan, rambut dibiarkan gondrong bahkan mungkin tidak terurus, itu simbol keberanian bagi mereka. Selalunya ingin berjiwa sosial berjuang untuk orang yang tertindas tapi selalu demonstrasi yang dipilihnya sebagai solusi yang justru merugikan banyak pihak termasuk masyarakat yang lemah itu sendiri, itu namanya egois buktinya MABA tetap tertindas. Ada jalan yang melahirkan karakter mahasiswa individualis, aktivitasnya hanya kamar kampus dan kampung plus kakus. Kepentingannya adalah apa yang menguntungkan dirinya dan orang-orang yang dekat dengannya saja, selain itu ia cuek dan tak peduli. Ada juga jalan yang melahirkan preman-preman kampus, konsep hidupnya tidak jelas, bicaranya kasar, malas kuliah, kerjanya main kartu dan nyanyi sepanjang malam, giliran OSPEK MABA nomor wahid yan melakukan perpeloncoan. Karakter mahasiswa yang tajir, pamer kekayaan dan aurat juga ada jalannya di dunia kampus yang melahirkan mahasiswa seperti itu. Dan yang lebih parah adalah karakter mahasiswa yang pemahamannya atau fikrahnya materialis, komunis, liberal, bahkan mungkin atheis, mereka terlahir di dunia kampus karena dunia kampus menyiapkan jalan terbukanya pintu kesesatan seperti ini.

Tugas mujahid dakwah adalah memperbaiki jalan-jalan itu dan menutup jalan-jalan yang sama sekali bertolak belakang dengan prinsip islam. Karenanya mujahid harus berdakwah dengan mengerahkan segala potensi, menyusun strategi dan mengambil peran-peran penting dalam perjuangan ini. Siapapun dari mujahid yang berazam dan beriltizam untuk melakukannya maka ia tidak akan pernah bisa melakukan perubahan yang banyak dan berarti sampai ia memilih untuk bergerak bersama dengan mujahid-mujahid lainnya dari berbagai fakultas (ikhwan dan akhawat) dan bekerja secara jamaah, musyawarah, tertanzhim (teratur), dan saling ta'awun (tolong menolong). Dan hal itu hanya terwujud ketika muajhid tergabung dalam bahtera organisasi dakwah baik yang masih berupa Forum islam atau lembaga Rohis atau LDK untuk skala universitas.

Nah tulisan yang kami sajikan ini adalah uapaya untuk menambah dan memeperkaya sedikit wawasan para mujahid (pengurus) dakwah dalam mengenali masalah dan solusinya agar tetap bersinergi dalam perjuangan di tubuh organisasi. Pribadi mujahid yang berbeda menyebabkan karakter dan skill yang berbeda. Perbedaan itu bila tidak disikapi dengan kelapangan jiwa dan kedewasaan visi dan misi organisasi bisa berdampak lahirnya problem organisasi. Problem organisasi bila dibiarkan, fatalnya adalah pepecahan di tubuh jamaah atau organisasi sehingga agenda-agenda kerja dakwah yang kecil sampai yang besar jadi terbengkalai, tidak lagi ada semangat untuk melaksanakannya, dan akhirnya masing-masing mujahid memilih jalannya sendiri-sendiri. Bila mujahid telah memilih jalannya sendiri-sendiri itulah kekalahan yang hakiki. Dalam hal ini, benarlah kata para ulama yang menegaskan bahwa dakwah hak (dakwah Ahlusunnah wal jamaah) tidak akan dikalahkan dan dihancurkan oleh musuh-musuhnya tetapi oleh pengusung-pengusungnya sendiri.

Bila benar kita mujahid sejati, maka lari dari masalah bukanlah sikap yang tenang dan menang. Mari kita mulai arahkan hati dan pikiran yang mungkin dalam kerawangan menuju alam konsentrasi, lalu mencoba mengenal dunia masalah yang melilit langkah kreatifitas dan mencarikan solusi, karena kesuksesan itu hanya layak dimiliki oleh para pejuang yang bukannya tak mengenal istilah jatuh karena gagal, tapi tak mengenal putus asa menemukan solusi menyikapi kegagalan. ... (Baca Selengkapnya? silahkan download)



Download tulisan, "Bismillah"

0 komentar: